30 Days Translate #2 Transnational Flows And The Politics of Dress in Asia (2)



By Mina Roces
Translate By : Iis Nurhayati

Mina Roces berargumen bahwa pernah terjadi ketegangan sekitar abad 20 antara Barat dan Filipina. Perbedaan ini dimaksudkan untuk merepresentasikan identitas masing-masing, meskipun grup-grup mereka tidak selalu statis dan tidak dapat diprediksi. Dalam perbedaan pakaian antara laki-laki dan perempuan, perempuan tidak selalu harus `menunjukan tradisinya.` Pakaian perempuan selanjutnya menjadi pakaian lain dari laki-laki.

Gender, Negara dan Politik Berpakaian di Abad 20 Di Filipina.
 Ikonografi Revolusi People Power 1 tahun 1986 telah didominasi oleh image dua perempuan hebat, yaitu Lady Imelda Marcos, yang tersohor dengan Terno-nya (pakaian tradisional dengan lengan baju kupu-kupu), dan oposisi dari kandidat presiden Corazon Aquino, janda bergaun kuning.

Sebagai First Lady, dia memiliki cirri khas dalam berpakaian nasional, dengan popularitas dan sebagai ibu rumah tangga dengan gaun kuning, hal tersebut mengakibatkan ketegangan antara image pakaian barat dan pakaian nasional.  Kategori yang Nampak dari pakaian Barat/Filipina tidak selalu secara alami cocok  dengan grup anti nasionalis dan nasionalis, yang punya kekuatan dan tidak, modern dan tradisional, atau bahkan yang lain dan diri sendiri.

Baik pakaian Barat ataupun Filipina merepresentasikan bangsa modern yang secara signifikan bergeser di dalam periode sejarah yang berbeda-beda. Pakaian ala Barat dan pakaian ala Filipina memiliki makna dan valensi perbedaan yang amat jauh. Misalnya, pada masa Penjajahan Amerika, pakaian barat merepresentasikan pakaian pra-modern, sedangkan pakaian Filipina, merepresetasikan subjek kolonialisme.

Setelah merdeka, pakaian Filipina untuk laki-laki pada tahun 1950 mulai menyimbolkan bangsa Filipina `Manusia pada umumnya`. Namun pada masa hukum darurat perang, Presiden Marcos dan First Lady Imelda Marcos mempopulerkan dua tipe pakaian kebangsaan. Yaitu The Barong Tagalog, dan Terno untuk perempuan. 15 tahun kemudian, orang-orang yang menginginkan kemunduran Marcos menolak pakaian kebangsaan Filipina yang mengikuti pakaian Keluarga Presiden. Mereka mengekspresikan perlawanan terhadap Marcos dengan T-Shirt berwarna kuning.

Baju kebangsaan Filipina dalam pembahasan ini akan membahas tentang Barong Tagalong untuk laki-laki dan Terno untuk perempuan. Keduanya adalah pakaian khas yang biasa dipakai oleh politis dan dikenal dengan Pakaian Kebangsaan Filipina.

Load disqus comments

0 komentar

Iklan Bawah Artikel