30 Days Creatives #20 Ke Pekalongan

Pekalongan
Banyak yang harus disyukuri dari kehidupan ini, termasuk bisa mengunjungi daerah yang jauh dari tempat tinggal kita. Karena dengan begitu, kita bisa tahu diri sendiri, bisa tahu budaya orang lain dan merasakan banyak hal dalam sebuah perjalanan.

Jadi kali ini aku mau cerita tentang perjalanan aku kemarin ke Pekalongan. Pekalongan adalah salah satu daerah di Jawa Tengah. Daerah Pekalongan yang aku kungjungi kemarin berada di daerah Kota Pekalongan.

Transportasi Bandung-Pekalongan

Dari Bandung aku berangkat ke Pekalongan dari stasiun Bandung. Karena hanya dari stasiun Bandunglah yang ada rute ke Pekalongannya, sementara stasiun Kiara Condong tidak punya jalur ke sana.  Aku naik kereta Ciremai Ekonomi dengan harga tiket Rp. 130.000.

Baru pertama kali sebenarnya aku naik kereta dari stasiun Bandung, biasanya naik dari Kiara Condong. Dan stasiun Bandung memang lebih luas dan lebih ramai dari Stasiun Kiara Condong. Mulai dari tempat jajan makanan, seperti alfamart dan indomaret, ada beberapa di stasiun Bandung. Sementara di Stasiun Kiara Condong hanya ada Alfamart saja.

Aku baru tahu kalau dari stasiun Bandung, antara kereta Ekonomi, Bisnis dan Eksekutif berada dalam satu kereta. Hanya saja berbeda gerbong dan kursinya saja. Tetapi aku agak kaget waktu naik kereta Ciremai, karena kursi kereta Ekonomi Ciremai ternyata sangat nyaman. Dengan posisi duduk 2,2. Biasanya kan kereta ekonomi tempat duduknya 2,3. Awalnya sempat ragu kalau-kalau aku duduk di gerbong yang salah, tapi pas liat ke belakang. Dan banyak juga orang yang mau masuk ke gerbong ekonomi sedikit terkecoh dan nyebut gerbong itu sebagai gerbong bisnis. Padahal pas aku cek di atas pintu, di sana jelas tertulis ekonomi. Dan aku mulai lega. Cukup memuaskan lah untuk keberangkatan pertama ke Pekalongan.

Kereta ekonomi ciremai
Tempat duduk kereta ekonomi Ciremai
Sampai di Pekalongan

Perjalanan Bandung-Pekalongan sekitar 6Jam. Aku sampai di sana sekitar pukul 1 siang. Dan langsung nyari tempat makan. Banyak tempat makan di dekat stasiun dengan harga yang sangat terjangkau. Tepat di samping stasiun juga ada rumah makan dengan tempat yang sangat nyaman, dengan harga yang pasti. Jadi, kalo kalian dateng ke Pekalongan dan masih asing dengan tempatnya, makan di tempat itu lebih nyaman. Menu yang disajikan juga beragam, mulai dari soto hingga seafood, dengan beragam minuman yang cukup menarik.

Dan saat pulang aku gak mau kelewatan minuman khas Pekalongan, yaitu wedang Uwuh. Wedang ini rasanya memang seperti jamu-jamuan. Karena di dalamnya dicampur rempah-rempah, seperti jahe, sirih, cengkeh dan kayu yang kalau di seduh warnanya jadi merah (aku gak tau namany). Rasanya bikin badan jadi seger. Karena salah satu khasiat dari wedang Uwuh emang ngilangin capek dan pegal-pegal. Wajib dicoba deh kalo dateng ke Pekalongan.
Wedang uwuh

Pantai Dekat IAIN Pekalongan

Kota Pekalongan sangat panas, tapi suasana lingkungannya sangat adem. Mungkin karena tempat yang aku kunjungi termasuk pinggiran kota dan dekat dengan pantai. Untuk itu, aku gak mau ngelewatin kesempatan untuk mengunjungi salah satu pantai di Pekalongan yang dekat dengan IAIN Pekalonga. Gak tahu sih nama asli pantai itu apa.

Letak pantai tersebut gak begitu jauh dari IAIN Pekalongan, aku jalan kaki dari tempatku menginap bersama mahasiswa Pekalongan sana. Jarak jalan kaki memang cukup jauh, tapi kalau jalannya ngambil sore, enak banget sambil nikmatin kota Pekalongan di sore hari.

Sepanjang perjalanan aku ngerasa Pekalongan sama dengan daerah Pare, Kediri. Tempat jalannya sangat nyaman untuk para pejalan kaki. Polusi dari kendaraan juga tidak sepengap Bandung. Jalanan masih tidak terlalu ramai oleh kendaraan, hanya beberapa mobil dan motor yang melintas, sehingga jalan kaki menjadi sangat nyaman.

Sepanjang jalan ke Pantai, banyak pohon bakau yang ditanam di tepi pantai. Menjadikan suasana seram sekaligus romantis menjadi satu. Tetapi nampaknya daerah tanaman bakaunya bukan tempat wisata karena tempatnya lumayan rindang dan sepertinya agak membahayakan.

Sesampainya di pantai ada beberapa orang yang memancing, ada juga yang memandangi laut sambil melamun. Tapi tidak ada yang berenang. Karena ombak di sana cukup tinggi. Namun, menikmati senja di samping pantai memang sesuatu banget. Apalagi jika menikmatinya sambil minum kopi dan bercerita dengan teman. Pasti bakal lebih asik dan romantis.
IAIN Pekalongan

Museum Batik Pekalongan

Meskipun Pekalogan siang hari panasnya luar biasa, tapi aku gak mau ngelewatin satu hari terkhir di Pekalongan tanpa mengunjungi tempat wisata yang ada di sana. Karena Museum Batik letaknya gak jauh dari tempat aku menginap, cukup naek Gojek dengan harga Rp.4000 aku sampai di tempat itu tanpa lama-lama.

Datang ke museum itu sendirian, dan dengan percaya diri aku masuk aja karena penasaran. Dan harga tiketnya pun sangat terjangkau, yaitu Rp. 5000. Dengan harga tiket segitu, kita udah bisa masuk ke museum dan dapat pemandunya juga yang bakal ngejelasin sejarah dan filosofi dari setiap batik yang di pajang di museum tersebut. Dan yang palinng menarik, kita bisa langsung belajar membatik setelah di ajak tur ruangan pameran museum.

Koleksi batik yang ada di museum pekalongan berasal dari berbagai daerah. Kain-kain batik cantik di pajang dengan sangat rapih. Selain itu, di pajang juga alat-alat yang biasanya dipakai untuk membatik, seperti lilin, pewarna kain alami, dan kain. Di pajang juga pakaian khas pengantin serta pakaian sehari-hari yang merupakan ciri khas daerah Jawa.
Museum Batik Pekalongan


Yang menarik juga dari museum batik Pekalongan adalah cara mengawetkan bahan-bahan membatik bukan dengan bahan kimia. Tetapi dengan bahan-bahan alami yang disimpan dalam sebuah wadah seperti piring dekat dengan alat-alat tersebut.

Jawa, selalu memiliki sisi filosofis di dalam setiap karya seni yang mereka buat. Tentang kemanusiaan, tentang kehormatan, dan tentang tata krama dalam kehidupan manusia. Begitupun dengan batik, tidak goresan batik yang tidak memiliki makna. Semuanya memiliki nilai seni yang tinggi dan bermakna sangat dalam bagi budayanya.

Dengan begitu aku jadi berfikir, apa yang aku punya dalam budayaku? Apa aku sudah tahu banyak? Kenapa hal yang dekat dengan diri sendiri malah terlupakan, sementara budaya yang jauh lebih menarik. Mungkin benar saat orang berkata `jarak membuatmu lebih dekat`. Dengan mengenali budaya-budaya lain, aku jadi tau budaya aku yang tidak aku tahu itu dari segi apa. Dan apa yang harus dan tidak harus aku banggakan.

Setelah itu aku juga nyoba membuat batik dan ternyata gak semudah ngeliatin atau ngegambar pake pensil di atas kain. hoho..

Dan terakhir, minuman khas dari Pekalongan adalah dawet beras yang aku dapetin dari pedagang kaki lima di depan museum. Rasanya lumayan aneh sih, tapi lumayan deh ada rasa Pekalongan di sana. hehe..
Minuman Khas Pekalongan

See you on the next writing.. Love this journey so much.. so much much love for my god..
Load disqus comments

0 komentar

Iklan Bawah Artikel