Recycle Bin

Untuk mengetukan jari hari demi hari agak susah. Untuk konsisten menulis setiap hari juga ternyata tidak mudah. Ide boleh saja muncul setiap hari, tapi yang menghambat adalah adanya alasan pada diri sendiri. ini seringkali terjadi.

Menurut orang, ide harus dicari. Tapi ternyata
Tuhan menurunkan rahmat setiap hari. Tuhan menurunkan ide setiap hari, melalui orang-orang yang kita jumpai. Melalui hal-hal yang kita temui. Alatnya adalah panca indra yang kemudian akal kita yang akan memprosesnya nanti.

Soal pemrosesan akal, tergantung bagaimana cara akal kita membentuknya nanti. Misalnya ketika melihat lukisan perempuan telanjang dada, yang memprosesnya itu akal, hati, atau birahi. Sehingga, tulisan yang muncul pun nantinya akan sangat beragam. Bukankah, dengan itu kita tidak akan kehabisan ide?

Yang harus dilakukan adalah jujur dalam menulis. Tulisan akan terasa garing ketika kamu tidak pernah mengalami benar-benar apa yang kamu tuliskan. Seperti proses kreatif lain, setahu saya pemeran dalam teater juga harus melakukan survei agar ia tahu betul bagaimana memerankan tokoh yang akan ia lakoni. Begitupun Umbu saat ia menulis puisi, ia mendapatkan puisinya dari apa yang dia lihat dan dia rasakan sendiri.

Selanjutnya adalah konsistensi. Saya selalu sadar bahwa konsisten itu bukan hal yang mudah, bagi saya sendiri. Karena ini adalah proses yang selalu mendapatkan banyak rintangan. Mulai dari rasa malas, rasa yang berubah-ubah setiap harinya, dan banyak hal.

Kemudian temukan kenyamanan dalam menulis. Ketika menemukan kenyamanan dalam menulis, itulah saatnya kamu menemukan kekhusuan dalam menulis. Menulis khusu itu adalah ketika menemukan kenyamanan dan keindahan dalam menulis. Keindahan bukan berarti tulisannya bagus, tapi bagi saya keindahan dalam menulis saat kamu benar-benar bisa menumpahkan apa yang ada dalam kepala.

Pada akhirnya, saya selalu sadar bahwa menulis itu adalah menangkap sebuah ide yang mungkin tidak akan pernah kita temukan lagi di masa depan. Saya selalu membaca ulang tulisan saya, dan dalam hati saya sering kali mengatakan “kok bisa saya menulis kaya gini”, atau “lho kok gini,”, “lho kok gitu”. Mungkin kalau saya tidak menulis semua akan berlalu begitu saja.

Tulisan ini sebagai refleksi kepada diri sendiri. Ngomongin diri sendiri sendiri, intinya. Keep writing J



Load disqus comments

0 komentar

Iklan Bawah Artikel