30 Days Creatives #16 Critical Eleven

Critical Eleven
Source : IMDB
A thousand of love for Reza Rahadian. 
Aku selalu kagum dengan akting yang dibawakan Reza mulai dari akting dia di film Habibie Ainun. Awalnya gak terlalu tertarik dengan Reza, tetapi setelah membawakan film tersebut. Aku tahu, orang ini bukan orang biasa, totalitasnya ada sebagai aktor.

Dan untuk filmnya yang paling baru ini, Reza juga tidak kalah keren aktingnya. Meskipun sebagai cewek aku ngerasa cemburu berat liat dia mesra-mesraan sama lawan mainnya disini (lol).

Film yang tayang Mei 2017 dan baru aku tonton di bulan Oktober ini merupakan film dengan cerita yang sangat keren. Aku gak terlalu banyak nonton film Indonesia, terutama film hantu-hantu yang gak jelas. Dan film Reza salah satunya, adalah film yang selalu aku tonton. Dan aku juga bukan ahli film atau ahli videografi dan lain sebagainya. Aku hanya penikmat film yang ingin menceritakan kesan saat menonton film ini.

Jadi Critical eleven itu menurut Wikipedia adalah:
Dalam dunia penerbangan, dikenal sebuah istilah yakni Critical Eleven, 11 menit paling kritis di dalam pesawat. Dimulai dari 3 menit setelah take off dan 8 menit sebelum landing — karena secara statistik, 80% kecelakaan pesawat, umumnya terjadi dalam rentang waktu 11 menit.
Begitu, jadi critical eleven adalah detik-detik yang menentukan kehidupan kita selanjutnya, menurut film tersebut. Karena judulnya Critical Eleven, yang mana merupakan istilah dalam perpesawatan, aku kira cerita ini bakal kaya film barat yang pernah aku tonton. Kaya misalnya, si pemeran dalam film ini sedang ada dalam pesawat dan menceritakan tentang kecelakaan pesawat di waktu Critical eleven. Ternyata ceritanya bukan begitu. Critical eleven hanya kiasan yang diambil dari istilah yang sering ada di pesawat, untuk digambarkan ke dalam kehidupan yang lebih nyata. Di mana, Critical eleven itu tidak hanya terjadi di dalam pesawat, tetapi juga di dalam kehidupan nyata manusia manusia.

Film ini bercerita tentang Ale dan Anya, yang merupakan hard woker. Kehidupan Ale dan Anya di awali dari pertemuan mereka di pesawat. Pertemuan mereka di pesawat dan cara mereka berkomunikasi di pesawat menentukan kehidupan mereka selanjutnya. Dari pertemuan di pesawat itu, mereka menemukan cinta satu sama lain. Mereka kemudian saling merindukan, dan saling merasa nyaman satu sama lain. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.

Selanjutnya film ini bercerita tentang kehidupan suami istri yang romantis. Hingga kemudian Anya hamil namun kehamilannya ternyata tidak selancar apa yang mereka dambakan. Puncak dari masalah terjadi di sana, ketika mereka harus kehilangan Aidan, anak mereka yang pertama. Mereka harus beradu dengan ego masing-masing, menyalahkan satu sama lain. Ale mengatakan kepada Anya, tanpa ada rasa iba, bahwa itu semua salah Anya karena dia terlalu sibuk. Dan Anya sebagai seorang perempuan merasa tidak dihargai oleh suaminya, dan dia merasa bahwa suaminya hanya mencitai Aidan, tidak dengan dia.

Saat menonton film ini, aku ngerasa berada di pihak Anya. Dan kesal melihat apa yang dilakukan Ale kepada Anya. Setiap adegan yang muncul, Ale selalu membuat aku ngerasa kesal karena tingkahnya yang sangat egois. Tetapi di samping itu, Anya juga menutup komunikasi dengan Ale yang membuat aku sebagai penonton merasa gereget sendiri.

Cerita dalam film ini memang tidak terlalu membuat kita WAH. Tetapi, pembawaan dan cara penyajian dalam film ini membuat aku ngerasa terbawa ke dalam suasana kehidupan yang mereka jalani. Kesedihan Anya, perhatian orang tua anya, awal keromantisan kehidupan pengantin muda, dan lain sebagainya. Itu yang membuat aku sangat suka dengan film ini.

Namun ternyata aku mengambil satu hal dalam cerita ini. Bahwa komunikasi adalah hal penting yang harus selalu dilakukan. Kesalah pahaman terjadi akibat komunikasi yang tidak berjalan lancar, selalu menduga-duga dan tidak pernah ingin mendengarkan apa yang orang lain fikirkan. Terjadilah keegoisan yang mengepung diri sendiri kemudian sulit keluar dari jeratan kesedihan-kesedihan.

Aku gak mau terlalu banyak spoiler. Tapi film ini keren banget. Kesedihan yang Anya ungkapkan dalam film ini tidak terlihat lebay. Kesedihan Anya dalam film itu sampai ke aku sebagai penonton. Dan aku selalu takjub dengan film yang semacam itu. Jika penulis bisa menyentuh hati orang dengan kata-katanya, berarti dia keren. Dan jika film bisa menyampaikan pesan lewat apa yang ditampilkan, menurutku itulah film keren.

Sekian, karena aku harus nulis lagi ngebayar hutang-hutang nulis yang belum selesai. lol.
Selamat sore, have a nice day.
Load disqus comments

0 komentar

Iklan Bawah Artikel