30 Days Creatives #18 Membaca Sirkus Pohon

Sirkus Pohon Andrea Hirata
Source : Goodreads
Baru selesai membaca buku baru bang Andrea Hirata. Buku terakhirnya yang aku baca judulnya `Ayah` dan kayanya gak sempet aku review. Dan buku ini pun kalo gak dateng ke Gramed, gak bakal tahu kalau bang Andrea ngeluarin buku baru. Buku ini cetakan pertamanya terbit bulan Agustus 2017 kemaren.

Andrea selalu memiliki gaya khas dalam bercerita yang buat aku bisa berlama-lama membaca buku ini dengan khusuk tanpa mengantuk. Ceritanya selalu mengalir dengan kata-kata yang tidak pernah pantang menyerah untuk selalu indah. Ia selalu membawa cerita dengan amat apik dengan penggambaran suasana yang selalu jeli. Dan yang paling sering ia perhatikan dalam setiap novel yang pernah aku baca adalah menghidupkan benda-benda mati. Maksudku, ia selalu membuat benda mati seolah sedang berbicara dengan kita. Ia selalu menghidupkan mereka dan membuat suasana yang dibangun dalam ceritanya menjadi sangat anggun dan terasa oleh aku sebagai pembaca.

Dan hingga sekarang, cerita yang dibangun selalu berada di daerah Belitong di kampung halamannya. Ia selalu menjunjung tinggi keunikan di daerahnya dengan mengangkat persoalan kehidupan masyarakat ekonomi yang rendah. Ia seolah sedang menyuarakan jeritan hati orang-orang desa. Ia juga tidak kalah cerdas dalam menggambarkan kehidupan orang kampung dengan segala kepolosan dan kesengsaraan mereka.

Ia juga menggambarkan kehidupan orang kampung yang memiliki tingkat ekonomi rendah dengan cara bahagia yang sungguh sederhana, yaitu dengan mendapatkan cinta. Cinta selalu Andrea gambarkan sebagai salah satu hal yang membuat orang dan manusia manapun menjadi bahagia. Cinta adalah sesuatu hal yang membuat kita bisa hidup dan bertahan untuk hidup. Dan cinta adalah suatu hal yang membuat Andrea selalu bercerita dengan indah. Hal itu berdasarkan pembacaanku dari buku-buku yang pernah aku baca. Serial laskar pelangi, menceritakan cinta seorang anak mudah yang mencintai perempuan elok. Novel ayah bercerita juga tentang cinta seorang ayah kepada anaknya. Dan kali ini, cerita cinta juga ia bawa dalam novel Sirkus Pohon ini.

Novel Sirkus Pohon ini difokuskan pada dua tokoh dalam cerita ini. Tokoh pertama adalah Hobri dan cintanya Dinda, dan yang kedua Tegar bersama perempuan bernama Tara. Kedua lelaki miskin itu memiliki cinta yang amat hebat kepada perempuan yang mereka kagumi. Bahkan Hobri rela untuk menunggu hingga Dinda sadar dari penyakitnya, hingga ia sendiri yang disebut orang gila. Dan kisah cinta Tara dan Tegar adalah kisah cinta unik yang Andrea pertemukan dengan cara yang begitu unik. Mereka bertemu di masa kecil di Pengadilan Agama saat sidang cerai ayahnya. Mereka secara tidak langsung saling memperhatikan satu sama lain, karena suatu hal. Mereka saling jatuh cinta satu sama lain dan bertemu dengan cara yang sanat unik dan mengesankan.

Andrea juga menyelipikan cerita-cerita yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat bawah. Yaitu kepemimpinan di masyarakat bawah. Bagaimana pemerintahan di masyarakat bawah berjalan, bagaimana orang miskin seperti Hobri bisa dibodohi dengan mudah oleh orang yang memiliki kekuasaan dan uang, dan bagaimana orang-orang yang ingin mendapatkan kekuasaan mengandalkan berbagai cara untuk bisa mendapatkan kursi kekuasaan. Kritik kepada pemerintah dalam novel tersebut Andrea bawa dengan cara yang jenaka, polos dan juga mengesalkan.

Namun, aku cukup kecewa dengan akhir cerita dari novel ini. Karena terlalu menggantung dan tidak enak saat menyelesaikan. Aku ngerasa novel ini masih ada cerita selanjutnya yang bisa diceritakan lagi. Dengan akhir cerita yang lebih memuaskan. Atau memang mungkin novel ini sengaja di buat menggantung karena ada sambungannya?
Load disqus comments

0 komentar

Iklan Bawah Artikel